Artikel & Berita » Konten Islami

Mengimani Adanya Mizan Di Hari Kiamat

Penulis kitab Syarhus Sunnah, yaitu Abu Muhammad Hasan bin Ali bin Khalaf al-Barbahari rahimahullah mengatakan,

الإِيْمَانُ بِالْمِيْزَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. يُوْزَنُ فِيْهِ الْخَيْرُ وَ الشَّرُّ. لَهُ كِفَّتَانِ وَ لَهُ لِسَانٌ.

"Iman kepada mizan di hari kiamat. Pada mizan ditimbang kebaikan dan keburukan. Mizan memiliki dua buah neraca timbangan dan lengan timbangan."

Berikut ini penjelasan Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan hafizhahullah tentang perkataan beliau di atas:

"Beriman kepada mizan termasuk di antara perkara yang penting dalam akidah. Mizan adalah timbangan yang digunakan untuk menimbang amal hamba pada hari Kiamat."

Dalil tentang Iman kepada Mizan

Allah Ta'ala berfirman:

وَالْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ ۚ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ۝ وَمَن خَفَّت مَوازينُهُ فَأُولٰئِكَ الَّذينَ خَسِروا أَنفُسَهُم بِما كانوا بِآياتِنا يَظلِمونَ ۝

"Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran. Maka barangsiapa berat timbangan (kebaikan)nya, mereka itulah orang yang beruntung, dan barangsiapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang yang telah merugikan dirinya sendiri, karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami." (QS. Al-A'raf : 8-9)

Dalil lainnya, yaitu firman Allah Ta'ala,

وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ

"Dan barangsiapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka jahanam." (QS. Al-Mu'minun : 103)

Barangsiapa yang berat timbangan amal kebaikannya maka ia akan bahagia. Begitupun sebaliknya, jika timbangan amal keburukannya lebih berat maka ia akan celaka. Sebagaimana firman Allah Ta'ala,

فَأَمّا مَن ثَقُلَت مَوازينُهُ ۝ فَهُوَ في عيشَةٍ راضِيَةٍ ۝ وَأَمّا مَن خَفَّت مَوازينُهُ ۝ فَأُمُّهُ هاوِيَةٌ ۝ وَما أَدراكَ ما هِيَه ۝ نارٌ حامِيَةٌ ۝

"Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang). Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka hawiyah. Dan tahukah kamu apakah neraka hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas." (QS. Al-Qari'ah : 6-11)

Ayat di atas menunjukkan keadilan Allah Ta'ala. Sesungguhnya amal kebaikan dan keburukan mereka (hamba) ditimbang dengan mizan yang dapat mereka saksikan dengan jelas. Mizan memiliki dua buah neraca timbangan dan memiliki lengan timbangan. Amal kebaikan diletakkan pada neraca timbangan yang satu dan amal keburukan diletakkan di neraca timbangan yang lainnya sebagaimana telah disebutkan di dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah.

Kaum mu'tazilah menyelisihi hal ini, mereka mengatakan bahwa yang dimaksud dengan mizan adalah penegakan keadilan. Mereka mengatakan, di akhirat tidak terdapat mizan yang nyata adanya. Keyakinan mereka batil karena mereka sekedar mengikuti akal mereka dan tidak mengikuti dalil-dalil syar'i. Mizan itu ada secara hakiki dan benar adanya.

Beratnya Timbangan Dua Kalimat Syahada

Al-Barbahari mengatakan, "Pada mizan ditimbang kebaikan dan keburukan." Maksudnya yang ditimbang adalah amal-amal kebaikan dan keburukan.

Mizan memiliki dua neraca timbangan sebagaimana yang terdapat di dalam berbagai hadis, diletakkan amal kebaikan di timbangan yang satu dan amal keburukan di timbangan yang lainnnya. Sebagaimana dalam hadis bithaqah.

إِنَّ اللَّهَ سَيُخَلِّصُ رَجُلًا مِنْ أُمَّتِي عَلَى رُءُوسِ الْخَلَائِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَنْشُرُ عَلَيْهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ سِجِلًّا كُلُّ سِجِلٍّ مِثْلُ مَدِّ الْبَصَرِ. ثُمَّ يَقُولُ :أَتُنْكِرُ مِنْ هَذَا شَيْئًا؟ أَظَلَمَكَ كَتَبَتِي الْحَافِظُونَ؟ فَيَقُولُ :لَا يَا رَبِّ. فَيَقُولُ :أَفَلَكَ عُذْرٌ فَيَقُولُ لَا يَا رَبِّ . فَيَقُولُ : بَلَى إِنَّ لَكَ عِنْدَنَا حَسَنَةً فَإِنَّهُ لَا ظُلْمَ عَلَيْكَ الْيَوْمَ فَتَخْرُجُ بِطَاقَةٌ فِيهَا أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. فَيَقُول:ُ احْضُرْ وَزْنَكَ! فَيَقُوْلُ: يَا رَبِّ مَا هَذِهِ الْبِطَاقَةُ مَعَ هَذِهِ السِّجِلَّاتِ؟ فَقَالَ: إِنَّكَ لَا تُظْلَمُ .قَالَ: فَتُوضَعُ السِّجِلَّاتُ فِي كَفَّةٍ وَالْبِطَاقَةُ فِي كَفَّةٍ فَطَاشَتِ السِّجِلَّاتُ وَثَقُلَتِ الْبِطَاقَةُ فَلَا يَثْقُلُ مَعَ اسْمِ اللَّهِ شَيْءٌ.

Di dalam hadis bithaqah (kartu) dikisahkan bahwa ada seseorang yang memiliki sembilan puluh sembilan catatan amal dan setiap catatan sejauh mata memandang berisi amal keburukan. Maka dikatakan kepadanya, "Apakah kamu memiliki kebaikan?" Orang tersebut menjawab, "Tidak wahai Rabb." Kemudian bertambah besarlah lembaran-lembaran tersebut dan orang tersebut menjawab, "Tidak wahai Rabb.." Dikatakan kepadanya, "Sesungguhnya kamu tidak akan dizalimi, bahkan kamu memiliki satu kebaikan di sisi Kami." Maka didatangkan bithaqah yang di dalamnya terdapat syahadat "La ilaha illallah" dan syahadat "Anna muhammadan rasuulullaah". Bithaqah tersebut kemudian diletakkan di neraca timbangan yang satu dan catatan amal keburukan diletakkan di neraca timbangan yang lainnya. Hasilnya adalah neraca timbangan bithaqah yang berisi dua syahadat lebih berat dari pada catatan amal yang berisi sembilan puluh sembilan amal keburukan sehingga orang tersebut masuk surga." (HR. At-Tirmidzi [2639], Ibnu Majah [4300], Ahmad [2/213], dan Ibnu Hibban [225] dari hadis Abdullah bin 'Amr bin al-Ash, dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani di dalam Shahihul Jami' [1776])

Hadis ini adalah dalil bahwasanya mizan memiliki dua neraca timbangan yang digunakan untuk menimbang amalan hamba pada hari Kiamat.

Mizan juga memiliki lengan timbangan, orang-orang Arab menamainya dengan qalbul mizan yang bisa miring ke arah kiri atau kanan. Apabila kedua neraca timbangan memiliki berat yang sama maka qalbul mizan akan seimbang. Apabila salah satu neraca timbangan lebih berat maka qalbul mizan akan miring.

Wallahu a'lam.
**

Referensi:
Syarhus Sunnah al-Barbahari, hlm. 70-71, Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah al-Fauzan, 1429H/2008, Maktabah al-Hadi al-Muhammadi, Mesir.
https://quran.com

======================================


Solusi bagi Sahabat yang rindu ke Baitullah untuk menunaikan ibadah Umroh tapi belum ada Dana.
Magdi memberikan sebuah SOLUSI bagi semua umat muslim di seluruh indonesia untuk dapat mewujudkan impian ke Baitullah, menunaikan ibadah Umroh bahkan haji, hanya dengan menyisihkan Rp.10.000 /hari.
Yang penasaran seperti apa SOLUSI dan Bagaimana Caranya ?
Silahkan simak Vido dibawah ini :