Jangan Ada Buruk Sangka Di Antara Kita
Hati-hatilah dari prasangka buruk kepada saudaramu, karena itu hanyalah akan menambah tabungan dosa bagi dirimu.
Bakr Al-Muzani pernah berkata:
إياك من كلام ما إن أصبت فيه لم تؤجر وإن أخطأت وزرت وذلك سوء الظن بأخيك
"Waspadalah dari ucapan yang jika kamu benar kamu tidak diberi pahala, dan jika kamu salah kamu akan berdosa, yaitu prasangka buruk kepada saudaramu" (Ibnu Sa'ad dalam At Thabaqat, 7/209).
Maka selagi bisa, berbaik sangkalah kepada saudaramu, apalagi kepada ulama pewaris Nabi.
Amirul Mukminin Umar bin Khaththab berkata:
لا تظنن بكلمة خرجت من أخيك إلا خيراً وأنت تجد لها في الخير محملاً
"Janganlah engkau menyangka jelek suatu kalimat yang keluar dari saudaramu muslim sedangkan engkau masih bisa mendapatkan ruang kebaikan dalam memahaminya" (Ibnu Abi Dunya dalam Mudarotun Naas, 45 dan Al Mahamili dalam Al Amaali, 447).
Pernah juga Yunus bin Ubaid terkena musibah dengan meninggal dunia anaknya. Suatu saat, ada seorang mengatakan padanya: Sahabatmu Ibnu 'Aun tidak datang bertakziyah untukmu, maka beliau menjawab:
إنا إذا وثقنا بمودة أخينا لم يضرنا ألا يأتينا
"Jika kita telah menjalin persaudaran dengan saudara kita dengan kuat. Maka tidak masalah jika dia tidak datang pada kita" (Al-'Uzlah karya Al-Khathabi, Ash Shadaqah wa Shadiq hlm. 38 karya Ibnu Abi Dunya).
Maka kewajiban bagi kita untuk mengedepankan husnudzhan (baik sangka) kepada saudara kita, lebih-lebih para ustadz atau dai. Apalagi kepada ulama sunnah, terlebih pada zaman sekarang. Zaman medsos yang dengan mudah tangan-tangan mengadu domba dan menebar benih perpecahan.
======================================